Rabu, 31 Agustus 2016

Puluhan Buruh Dideportasi Saat Memasuki Bandara Haneda Tokyo


MANIS77 - Puluhan calon buruh migran Negara Jepang asal Kabupaten Tulungagung, Blitar dan Kediri menjadi korban penipuan. Pemerintah Jepang langsung melakukan deportasi begitu mereka menjejakkan kaki di bandar udara internasional Haneda Tokyo. Sebab para warga Indonesia ini diketahui hanya berbekal visa dan paspor kunjungan (wisata). Bukan dokumen untuk bekerja. “Sebelum dipulangkan kami sempat diinterogasi dan diisolasi selama sehari semalam di bandara,“ tutur Sunaryo juru bicara buruh migran korban penipuan Selasa 30 Agustus 2016.

Jumlah korban yang dipulangkan sebanyak 20 orang. Namun dari informasi dihimpun, masih ada korban lain. Jumlah keseluruhan diperkirakan mencapai ratusan orang. Semua calon buruh migran, kata Naryo, termasuk dirinya tidak tahu kalau visa dan paspor hanya berlaku untuk wisata. Sebab mereka merasa telah mengikuti seluruh petunjuk oknum Petugas Lapangan (PL) salah satu Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang berkantor cabang di Pucanglaban Tulungagung dan berpusat di Kabupaten Sidoarjo.

Setiap calon buruh migran juga telah merogoh kocek Rp50-Rp70 juta. Sebagian besar korban merupakan eks TKI dan TKW negara Malaysia dan Taiwan. “Dikatakan bahwa dana itu untuk pengurusan paspor, visa dan uang saku,“ terang Sunaryo yang tertipu bersama dua orang adiknya. Sesuai arahan oknum PJTKI itu, setiap calon buruh migran akan bekerja di pusat pengepakan buah dan pabrik produksi beton. Masing-masing akan menerima gaji Rp25 juta per bulan. “Namun anehnya saat diinapkan di Jakarta selama seminggu sebelum berangkat kita tidak pernah diajari bahasa Jepang.

Katanya terima beres saja langsung kerja. Tidak perlu pakai belajar bahasa,“ paparnya. “Namun anehnya saat diinapkan di Jakarta selama seminggu sebelum berangkat kita tidak pernah diajari bahasa Jepang. Katanya terima beres saja langsung kerja. Tidak perlu pakai belajar bahasa,“ paparnya. Sunaryo dan korban yang lain sudah meminta pertanggungjawaban oknum PL PJTKI. Awalnya mereka berusaha menempuh jalan kekeluargaan. Kalau memang tidak bisa berangkat, mereka meminta uang kembali.

Namun yang bersangkutan justru berusaha menghindar. Selain itu oknum bersangkutan justru menantang korban untuk membawa permasalahan ke jalur hukum. Dan sejak melapor ke polres Tulunggaung bulan Mei 2016 lalu, proses hukum tidak juga berjalan. “Karenanya kami meminta bantuan organsisasi buruh setempat untuk advokasi. Pekan ini rencananya akan mendatangi polres ramai ramai guna meminta penjelasan,“ pungkas Sunaryo.(okezone)

Mirip Ahok, Andrew Dipukuli di Bus TransJakarta
Tyas Mirasih Jualan Nasi Goreng Bareng Pacar
Sepasang Kekasih Dilarang Naik Gunung 10 Tahun





Senin, 29 Agustus 2016

Pelaku Teror Bom Gereja di Medan Mengaku Tidak Hanya Sendirian


MANIS77 - Aparat Kepolisian tengah memburuh pelaku lain dalam aksi teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Medan, Sumatera Utara. Berdasarkan keterangan, Ivan Armadi Hasugian, mengaku tidak sendiri dalam menjalankan aksinya. Ia bahkan disuruh oleh seseorang untuk melakukan aksi teror tersebut. "Menurut pengakuan Ivan dia disuruh. Namun sampai saat ini belum terungkap siapa yang menyuruh itu.

Masih dikejar oleh Polresta Medan. Nanti kalau sudah jelas akan kami sampaikan," kata Kasubdit Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan kepada wartawan di Medan, Senin siang, 29 Agustus 2016. Dalam aksi teror ini, Polresta Medan sudah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak sembilan orang. Seluruh saksi merupakan jemaat gereja dan keluarga. Sedangkan untuk motif dalam aksi bom bunuh diri yang gagal ini, masih didalami oleh pihak kepolisian.

Sementara itu, dari hasil pengeledahan di rumah pelaku di Jalan Gagak Hitam, Gang Sehati Lingkungan II, Kota Medan, Sumatera Utara, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti dari rumah bercat kuning berlantai dua itu. "Barang bukti yang disita dari kediaman tersangka seperti inisiator, senator, kabel kabel, baterai, pipa, tiga potong, paspor dan buku-buku robotik," ujar Nainggolan.

Sejauh ini, polisi telah menetapkan Ivan sebagai tersangka kasus teror bom di sebuah Gereja Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara. Pria 18 tahun itu dijerat dengan Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme dan Undang-undang darurat Republik Indonesia nomor 12 tahun 1951 tentang mengubah 'Ordonnantietijdelijke Bijzondere Strafbepalingen' (STBL. 1948 nomor 17) dan Undang-undang Republik Indonesia dahulu nomor 8 tahun 1948, serta KUHP.

"Kepada tersangka dikenakan Undang-undang teroris nomor 15 tahun 2003 kemudian Undang-undang darurat nomor 12 tahun 1951 tentang senpi dan bahan peledak. Juga KUHP," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Agus Rianto. Diberitakan sebelumnya, Ivan Armadi Hasugian melakukan aksi percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep pada Minggu kemarin sekira pukul 08.00 WIB.

Ia diketahui membawa ransel berisi bom rakitan. Saat kejadian, diduga bom yang dibawa Ivan Armadi Hasugian gagal meledak. Tasnya hanya mengeluarkan percikan api. Karena itu, Ivan pun mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor yang bernama Albert Pandingan. Jemaat pun panik, beberapa berhamburan dan lainnya berupaya menghentikan perbuatan Ivan.

Beruntung bom tidak meledak dan Ivan pun berhasil dilumpuhkan lalu diserahkan ke polisi. Sementara itu, untuk jenis peledak dalam aksi teror itu masih dalam proses penyidikan oleh tim Labotorium Forensik (Labfor) Polda Sumut. Termasuk, pelaku masih dilakukan pemeriksaan secara maraton hingga saat ini oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polresta Medan.(viva)

Kawasan Gondangdia Jakarta Marak Kriminalitas
Anak SMA Berhubungan Badan di Tengah Pesta Tuak
Beyonce Borong Tujuh Penghargaan MTV 2016 





Minggu, 28 Agustus 2016

Bandara Sugapa Intan Jaya Papua Dipalang, Komunikasi Diputus Massa


MANIS77 - Ratusan massa memalang bandara Sugapa Intan Jaya Papua, Sabtu, 27 Agustus. Aksi itu buntut dari adanya warga yang tewas tertembak. Bukan hanya bandara, jaringan Telkomsel juga dimatikan warga, sehingga Intan Jaya kini dalam kondisi terisolir. Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw membenarkan adanya aksi ratusan warga melakukan pemalangan bandara Sugapa. "Setelah membakar Polsek Sugapa, warga melakukan pemalangan bandara, mereka kemungkinan keluarga korban," ujarnya.

Kapolda melanjutkan, warga juga mendatangi menara Telkomsel, lalu mematikan jaringannnya, sehingga Sugapa saat ini terisolir lantaran jaringan komunikasi terputus. Paulus menuturkan, pihaknya hingga kini belum mengetahui secara pasti penyebab anggota Brimob melakukan penembakan, yang berakibat meninggalnya salah satu warga. Sebab, komunikasi terputus."Karena keterbatasan jaringan, kami tidak bisa mendapat laporan lengkap," tuturnya.

Adapun langkah yang sudah dilakukan, Kapolda menjelaskan, sudah memerintahkan Kapolsek setempat bersama Bupati Intan Jaya untuk menangani kasus tersebut. "Kami sudah minta semua pihak, baik pemerintah dan tokoh agama untuk ikut menenangkan warga, sedangkan kami sendiri akan terbang ke sana, besok minggu," kata dia.

Adapun kronologis kejadian, dia menjelaskan, berawal dari pemalangan jalan yang dilakukan oleh anak laki-laki, yang merupakan anak kepala suku di Kabupaten Intan Jaya, dalam keadaan dipengaruhi minuman keras sambil membawa parang dan melakukan pengancaman. Akibatnya, anggota Brimobda Papua yang di bawah kendali operasi (BKO) di Intan Jaya menuju TKP untuk mengamankan situasi dan pelaku pemalangan tersebut. "Pada saat itu, anggota Brimob melakukan penembakan yang menyebabkan pelaku pemalangan meninggal," ujarnya.

Jenazah kemudian dibawa ke Mapolsek Sugapa oleh masyarakat, dan masyarakat melakukan penyerangan terhadap Mapolsek dengan cara membakarnya. "Setelah membakar Polsek, massa kemudian memalang bandara dan mematikan jaringan telepon," ujar dia. Paulus mengatakan, pihaknya akan menambah personel guna mengendalikan situasi dan melokalisir tempat kejadian.(Viva)

Shah Rukh Khan Daftar Aktor Termahal Dunia
Brantas Narkoba, Bocah 5 Tahun Tewas Ditembak
Mengugat Tuhan, Karena Merasa Hidup Tidak Adil





Sabtu, 13 Agustus 2016

Banjir Melanda Cilacap, Sebanyak 200 Warga Terisolir


MANIS77 - Bencana banjir yang melanda Desa Brebeg, Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), mengakibatkan sekira 75 kepala Keluarga (KK) dengan 200 jiwa, warga Dusun Cirokol terisolir. Selain itu, sejumlah pohon peneduh di Jalan Tentara Pelajar, Kota Cilacap tumbang akibat dihembus angin kencang.

"Peristiwa itu terjadi akibat hujan lebat disertai angin kencang Jumat malam hingga Sabtu pagi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy. Tri mengatakan, tinggi genangan air pada akses jalan yang ada antara 40-60 sentimeter. Kondisi itu menyebabkan kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil tidak dapat melintas di jalan tersebut.

Hingga Sabtu, hujan lebat masih mengguyur wilayah Tengah dan Selatan Cilacap, sehingga pihaknya telah menerjunkan Tim SAR gabungan dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga lainnya. "Untuk pohon tumbang di Jalan Tentara Pelajar sudah dibersihkan, dan lalu lintas sudah lancar kembali," ujarnya.

Sementara, pengamat Cuaca dari Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, dari hasil evaluasi curah hujan yang terjadi Jumat malam hingga Sabtu pagi, tercatat di wilayah  Jeruklegi atau Pos Bandara Tunggul Wulung mencapai 139 mm/hari. Sedang di Stasiun Meteorologi (Stamet) Cilacap 102 mm/hari, sehingga termasuk kategori hujan ekstrem. Sementara, kecepatan angin yang bertiup dari arah Timur tercatat sempat mencapai 21 knot.(Okezone)

Pengen Bikin Teman Wanitanya Klepek-Klepek
Dicky Chandra Maju Jadi Walikota Tasikmalaya
Sibuk Berponsel Ria, Mengemudi Pakai Kaki 





Kamis, 11 Agustus 2016

Puluhan Calon Jamaah Umroh Tertipu Biro Travel


MANIS77 - Puluhan calon jamaah umroh tertipu biro travel dan umroh, Nazuuroh, Kota Tegal, Jawa Tengah. Mereka tak kunjung diberangkatkan kendati sudah membayar biaya dengan total mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa di antara calon jamaah yang tertipu Rabu 10 Agustus 2016 mendatangi kantor Nazurooh yang berada di kompleks ruko Sultan Agung, Kejambon untuk menuntut pengembalian uang yang sudah dibayarkan.

Namun ‎mereka justru terkatung-katung lantaran tak ditemui pengelola Nazuuroh. Salah satu calon jamaah,‎ Alok Sugito (52) menuturkan, ia mendaftar untuk berangkat umroh bersama istri, anak, dan menantu pada Maret lalu. Setelah membayar biaya sekitar Rp95 juta, ia dijanjikan berangkat pada akhir Mei. "Ternyata sampai akhir Mei tidak jadi berangkat. Katanya mundur. Alasannya visa belum jadi. Mau puasa, diberitahu mundur lagi. Sampai tiga kali mundur.

Sampai sekarang tidak jelas kapan berangkat," ‎kata warga Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal ini, Rabu (10/8/2016). Lantaran merasa tertipu, ‎Sugito akhirnya melaporkan pengelola Nazuuroh ke Polres Tegal Kota pada pertengahan Juni lalu. Pihak pengelola lalu membuat perjanjian dan mengembalikan biaya yang sudah dibayar namun tidak seluruhnya. "Baru dikembalikan Rp8 juta.

Itu juga diberikan dalam dalam dua tahap. Katanya sisanya mau dikembalikan 15 Agustus," ucap Sugito. Sugito mendesak pengelola untuk segera mengembalikan sisa biaya yang sudah disetorkan tersebut.  "Daripada mundur terus, tidak jelas. Saya juga sudah mengeluarkan biaya untuk syukuran dengan tetangga-tetangga. Malu," ungkapnya.

Selain Sugito, sebanyak 48 orang calon jamaah umroh yang dikoordinir Syaefudin, warga Kelurahan Margadana, untuk mendaftar secara kolektif di Nazuuroh juga mengalami nasib serupa. "Yang daftar melalui saya ada 48 orang. Sudah bayar semua. Tapi yang sudah diberangkatkan baru 23 orang. Itu juga berangkatnya karena biayanya saya talangi dulu karena saya malu dengan jamaah saya," ujar Syaefudin.

Calon jamaah yang ‎dikoordinir Syaefudin sudah membayar biaya sebesar Rp 24 juta per orang. Seharusnya mereka berangkat pada 27 Maret lalu. Namun kemudian mundur hingga empat kali dengan alasaan yang sama, yakni visa belum jadi. "Kalau sudah mundur sampai tiga kali, berarti sudah tidak bisa dipercaya," tandasnya.

Sementara itu Direktur PT Nazuuroh Ijabah Utama, Irawan Prasetya  tak kunjung menemui Sugito dan Syaefudin saat ditunggu hingga siang hari. Saat dihubungi, dia mengku sedang‎ berada di Pekalongan. Dia kembali menjanjikan akan segera mengembalikan biaya yang sudah dibayar.(sindo)

Yang Pukul Guru Ditetapkan Sebagai Tersangka
Rossa Menbantah Isu Telah Menikah
Astagfirullah! Wanita AS ini Setubuhi Anj*ng 





Rabu, 10 Agustus 2016

Penumpang Pesawat Bawa Mayat Bayi Dalam Koper Diamankan


MANIS77 - Hendak membawa mayat bayi berusia tiga hari yang diletakkan di dalam tas koper, seorang penumpang pesawat diamankan petugas Avsec dan Polsek KP3 Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat, Senin (8/8/2016) pagi.

Jai, penumpang pesawat jurusan Sorong-Makassar diamankan setelah pihak Avsec bandara menemukan adanya benda mencurigakan yang saat dicek ternyata adalah mayat bayi berusia tiga hari.

Menurut keterangan petugas Avsec Bandara DEO Sorong Umar  Latif, digagalkannya pengiriman mayat bayi tanpa prosedur oleh penumpang tujuan Makassar ini saat koper yang dibawa calon penumpang diperiksa melalui x-ray bandara.

Saat diperiksa, ternyata di dalam tas koper tersebut adalah mayat bayi yang diperkirakan berusia tiga hari. Pihak Avsec Bandara DEO Sorong melaporkan temuan tersebut ke pihak kepolisian untuk mengamankan calon penumpang dan mayat bayi di dalam koper tersebut.

Jai saat ini masih diperiksa secara intensif di Satuan Reskrim Polresta Sorong. Sementara, mayat bayi diamankan di Mapolresta Sorong, lalu dibawa ke RSUD Sorong.(sindo)

Komplotan Copet Dipajang di Stasiun Manggarai
Setelah Lima Tahun Menanti, Alice Norin Hamil
Dompet Dicuri, Turis Cina  Dimasukkan ke Kamp

 



Senin, 08 Agustus 2016

Usai Dimintai Keterangan BNN, Eks Kalapas Enggan Berkomentar


MANIS77 - Usai dimintai keterangannya selama tiga jam oleh pihak Badan Nasional Narkotika (BNN), mantan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Liberti Sitinjak, enggan berkomentar panjang. Ia mengatakan hanya menyampaikan apa yang ditanyakan kepada dirinya selaku mantan Kalapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Saya telah memenuhi panggilan. Selama di ruangan, kita sudah bisa selesaikan hal yang patut saya sampaikan selaku mantan Kalapas Nusakambangan," kata Sitinjak di Gedung BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016). Saat awak media menanyakan lebih mendalam mengenai pertemuannya, Sitinjak memilih melakukan koordinasi dengan pimpinannya terlebih dahulu.

Dia tidak bisa membeberkan hasilnya sebelum melakukan komunikasi kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yassona Laoly. "Jangan tanya soal substansi apa yang bicarakan di dalam, karena saya belum bisa sampaikan, harus lapor dulu ke pimpinan. Saya hanya mengimbau tentang apa pembicaraan saya, biar pihak BNN yang jelaskan dan Pak Menteri," tutur Sitinjak.

"Habis ini saya ke Menteri untuk laporan, karena kedatangan saya ke sini atas perintah Menteri. Substansi apa, saya belum sampaikan kepada Pak Menteri sehingga saya belum bisa memberikan keterangan apa pun," imbuhnya. Sitinjak sendiri diminta datang ke BNN untuk dimintai keterangan sebagai tindak lanjut surat terbuka Haris Azhar dari Kontras.

Dalam pernyataan tersebut sang terpidana mati Freddy Budiman menyebutkan ada petugas lapas yang menerima aliran dana sebanyak Rp450 miliar. Sementara Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi mengatakan, pemanggilan dilakukan untuk menggali keterangan dari Sitinjak terkait pernyataan Freddy Budiman soal CCTV di dalam lapas. "Ini sifatnya hanya konfirmasi. Jadi, pemeriksaan non projustisia," ujarnya.(okezone)

Polda Metro Bekuk Arsitek Pemalsu Dolar Singapura
Shah Rukh Khan Masuk Daftar Orang Kaya Versi Forbes
Semangka Jadi Laris, Setelah Diberi Ukiran Kaligrafi





Minggu, 07 Agustus 2016

Mensos Mengingatkan Masyarakat Pesantren Bahaya Narkoba di Madura


MANIS77 - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa kembali mengingatkan masyarakat pesantren di Madura, Jawa Timur, agar tidak tertipu dengan muslihat para pengedar narkotika. Sebab, banyak cara dilakukan pengedar agar pasar barang haramnya itu tetap hidup. Khofifah mengingatkan kembali temuan aparat penegak hukum beberapa waktu lalu, tentang adanya narkotika yang masuk ke lingkungan sekitar pesantren, di salah satu daerah di Madura.

"Ada kiai ditawari vitamin, katanya biar kuat berzikir, tidak tahunya ternyata zat adiktif," kata Khofifah di acara Haul almarhum KH Makki Syarbini, pendiri Pondok Pesantren Asshomadiyah di Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 6 Agustus 2016. Dia mengaku heran dengan peredaran narkotika di Madura yang makin lama kian marak.

"Bangkalan dan Sampang pesantrennya banyak, tapi ada beberapa titik yang informasinya menyimpan narkoba banyak," katanya menambahkan. Ketika ditanya soal adanya kampung narkoba di salah satu kampung di Bangkalan dan beberapa kali digerebek aparat, Khofifah menampik berkomentar lebih jauh. "Itu bukan urusan Kemensos (Kementerian Sosial). Itu urusan BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Kepolisian. Kemensos hanya mengurus rehabilitasinya saja," ujarnya.

Khofifah belakangan ini gencar menyuarakan gerakan antinarkotika. Dalam organisasi perempuan yang dipimpinnya, Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah membentuk Laskar Antinarkoba di seluruh cabang. "Laskar Antinarkoba ini gerakan masyarakat untuk melawan bandar dan pengedar narkotika. Karena tidak cukup hanya mengandalkan BNN dan polisi untuk memerangi narkoba," kata Khofifah, saat acara ikrar Laskar Antinarkoba Muslimat NU Surabaya di UIN Surabaya.(Viva)

Menolaknya Ibunya Berobat, Roro Fitria Bawa 20 Pengacara
Fotografer Kehilangan Kamera Seharga Rp524 Juta di Rio
Dikota ini Hampir Setiap Rumah Memiliki Garasi Pesawat





Jumat, 05 Agustus 2016

Densus 88 Gerebek Rumah Terduga Teroris Kelompok Solo di Batam



MANIS77 - Densus 88 bersama jajaran Sat Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) menggerebek rumah milik seorang yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme kelompok Solo, di perumahan Mediterania, Batam Center, Batam, pagi tadi.

Kedatangan puluhan polisi bersenjata lengkap ke rumah terduga teroris berinisial G, membuat kaget sekaligus takut warga sekitar. Polisi langsung mensterilkan lokasi dan melarang semua warga untuk melintas maupun keluar rumah.

Polisi bersenjata lengkap lantas mengepung rumah yang dihuni oleh pria asal Solo bersama istri dan seorang anaknya itu. Penggerebekan rumah tersebut berjalan cukup cepat. Usai melakukan penggerebekan, polisi memasang garis polisi di rumah yang dihuni G.

Masih terlihat barang-barang miliki terduga teroris berupa pakaian dan galon air mineral. G besertai istri dan anaknya lalu dibawa ke Mapolresta Barelang untuk dimintai keterangan.

Diduga tim Densus masih mengejar terduga teroris lainnya yang masih berada di Batam. Dari rumah G, polisi mengamankan berbagai buku tentang jihat, senjata, dan panah. Polis belum memberi keterangan resmi soal penggerebekan ini.(okezone,5/8)

Seorang Gadis dan Komplotannya Diciduk Petugas
Angel Karamoy Dan Steven Rumangkang Resmi Cerai
Pasangan ini Akan Sajikan Makanan Daur Ulang 





Rabu, 03 Agustus 2016

MUI Tidak Pernah Keluarkan Sertifikat Halal Untuk Bikini Snack


MANIS77 - Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmitika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan sertifikat halal untuk camilan Bihun Kekinian alias Snack Bikini yang sudah beredar dan meresahkan masyarakat.

"Tidak register ke LPPOM, apalagi dari sisi gambar snack Bikini mengandung konten pornografi dan kata-kata yang tidak mendidik," ungkap Lukman. Lukman juga mengecam atas beredarnya produk tersebut, dan mendesak pemerintah melalui BPOM agar segera menelusuri dan menghentikan peredaran bikini snack. Hal itu karena dianggap bisa memicu anak-anak menirukan gambar dan kata-kata yang ada dalam kamasan tersebut.

"Snack itu akan memicu anak-anak menirukan apa yang tertera dalam kemasan tersebut, apalagi sampai ada kata-kata 'remas aku.' Kita juga minta BPOM segera telusuri," jelasnya. Meski demikian, MUI tidak dapat memutuskan halal dan haramnya snack tersebut karena belum ada penelitian yang dilakukan MUI atas kandungan dan bahan baku dari snack tersebut. "Terkait halal dan haramnya snack tersebut, MUI masih belum dapat memastikan karena tidak mengetahui kandungan atau bahan bakunya.

Tapi dari sisi gambar dan tulisan sudah jelas melanggar UU Pornografi dan Pornoaksi," tandasnya. Snack Bikini merupakan jajanan yang dikemas dengan gambar wanita berpakaian bikini (bra dan celana dalam) dan bertuliskan ‘remas aku’ dalam kemasannya. Snack sudah beredar di sejumlah daerah dan dijual seharga Rp15.000-Rp20.000. Snack dijual dengan ragam rasa yaitu balado, pizza, jagung bakar dan pedas.(okezone)


AS Diam-diam Bayar Uang Tebusan Pada Iran Untuk 4 Warganya
DJ Soda : Terlanjur Cinta Jakarta, Malas Pulang ke Korea
Hebat! Bocah 2 Tahun Hafal Nama Semua Negara di Dunia 





Selasa, 02 Agustus 2016

Hujan Seharian, Banjir dan Longsor Terjang Raja Ampat


MANIS77 -  Akibat hujan deras yg terjadi sejak Minggu 31 juli 2016 malam hingga senin 1 Agustus 2016 pagi mengakibatkan Sungai meluap dan beberapa kompleks perumahan terendam di  distrik waisai, kota Kabupaten, Raja Ampat, Papua Barat. Dari informasi di lapangan, akibat hujan deras sejak tengah malam, sebuah sungai buatan meluap dan merendam beberapa rumah di sekitarnya.

Tak hanya itu, sungai kecil yang meluap ini menjebol dan meruntuhkan jalan penyambung kompleks perumahan Menpera, kelurahan Waisai kota. Salah seorang warga, Azhar menjelaskan bahwa baru pertama kali terjadi banjir atau air meluap kali kecil di sebelah rumahnya. "Kompleks rumah ini juga lebih rendah dari jalan, mengakibatkan air naik setinggi 2 meter," katanya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Raja Ampat Abdul Rasyid Tola, menjelaskan akibat kondisi banjir yang menimpa daerah Waisai dan sekitarnya menyebabkan 85 rumah terendam, 6 rumah terkena longsor, 3 rumah dalam kondisi parah. "Longsor terjadi Sekitar perumahan 300, yakni daerah moko, kelurahan bonkawir.

Di daerah ini kondisi masih belum stabil, masih terancam longsor karena hujan belum sepenuhnya berhenti," katanya. Dikatakan, untuk Posko pengungsian sudah dibangun oleh BPBD Raja Ampat, sementara untuk dapur umum bertempat di Perumahan Moko. "Banjir disebabkan berkurangnya DAS atau daerah resapan air dikarenakan banyak warga membangun di daerah bantaran atau badan sungai," pungkasnya.(sindo)

15 Ton Telur Ayam Tak Dilengkapi Dokumen Ditahan 
J.K. Rowling : Cerita Harry Potter Sudah Selesai
Anak Seorang Miliarder Naik Taksi Tidak Mau Bayar